PENGARUH
KONFLIK SOSIAL PADA ETIKA BISNIS
Faktor – Faktor Sosial yang Mempengaruhi Etika
1. Norma
– norma budaya : perilaku seseorang hingga beberapa tingkat dipengaruhi oleh
norma – norma budaya, dan faktor – faktor sosial yang bervariasi dari budaya
satu ke budaya yang lain.
2. Rekan
Kerja : tindakan dan keputusan rekan kerja merupakan faktor sosial lain yang
membentuk rasa etika bisnis seseorang.
3. Orang
lain yang berpengaruh : nilai – nilai dan moral dari “orang yang dianggap
berpengaruh” dapat mempengaruhi persepsi karyawan tentang perilaku etis
dan tidak etis ditempat kerja.
4. Penggunaan
internet
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Konflik Dapat dikelompokan ke dalam 2 kelompok besar yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor
Internal meliputi :
1. Kemantapan
Organisasi
Organisasi yang telah
mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mudah terlibat konflik dan
mampu menyelesaikannya. Analoginya dalah seseorang yang matang mempunyai
pandangan hidup luas, mengenal dan menghargai perbedaan nilai dan lain-lain.
2. Sistem
Nilai
Sistem nilai suatu
organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan cara
berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah atau
benar.
3. Tujuan
Tujuan suatu organisasi
dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya.
4. Sistem
lain dalam organisasi
Seperti sistem
komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, sisitem imbalan
dan lain-lain. Dlam hal sistem komunikasi misalnya ternyata persepsi dan
penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.
Faktor
Eksternal meliputi :
1. Keterbatasan
Sumber Daya
Kelangkaan suatu hal
yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi
konflik.
2. Kekaburan aturan/norma di masyarakat Hal ini memperbesar peluang
perbedaan persepsi dan pola bertindak.
perbedaan persepsi dan pola bertindak.
3. Derajat
ketergantungan dengan pihak lain Semakin tergantung
satu pihak
dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
4. Pola
interaksi dengan pihak lain Pola yang bebas memudahkan
pemamparan dengan nilai-nilai ain sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap
kabur dan kesulitan penyesuaian diri.Penanganan Konflik Untuk menangani konflik
dengan efektif, kita harus mengetahui
kemampuan diri sendiri dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik.
kemampuan diri sendiri dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik.
Ada beberapa cara untuk
menangani konflik antara lain :
1. Introspeksi
diri
Bagaiman kita biasanya
menghadapi konflik ? Gaya pa yang biasanya digunakan? Apa saja yang menjadi
dasar dan persepsi kita. Hal ini penting untuk dilakukan sehingga kita dapat
mengukur kekuatan kita.
2. Mengevaluasi
pihak-pihak yang terlibat.
Sangat penting bagi
kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi kepentingan
apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik
tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik. Kesempatan kita untuk
sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita melihat konflik yang
terjadi dari semua sudut pandang.
3. Identifikasi
sumber konflik
Seperti dituliskan di
atas, konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik sebaiknya dapat
teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih terarah kepada sebab
konflik.
4. Mengetahui
pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan
memilih yang tepat. Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
memilih yang tepat. Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
a. Berkompetisi
Tindakan
ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri diatas
kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi
saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih
utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang –
kalah (win-win solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa
dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa
dilakukan dalam hubungan atasan–bawahan, dimana atasan menempatkan
kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
b. Menghindari
konflik
Tindakan
ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Situasi menag kalah terjadi lagi disini.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Situasi menag kalah terjadi lagi disini.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c. Akomodasi
yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
d. Kompromi
Tindakan
ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut
sama – sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama.
Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution)
Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution)
e. Berkolaborasi
Menciptakan
situasi menang-menang dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada
diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi
konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadai
hal yang harus kita pertimbangkan.
Kemampuan
menangani konflik tentang terutama yang menduduki jabatan pimpinan. Yang
terpenting adalah mengembangkan pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif
terhadap konflik, karena peran konflik yang tidak selalu negatif terhadap
organisasi
Dengan pengembalian yang cukup senang, pimpinan dapat cepat mengenal, mengidentifikasi dan mengukur besarnya konflik serta akibatnya dengan sikap positif dan kemampuan kepemimpianannya, seorang pimpinan akan dapat mengendalikan konflik yang akan selalu ada, dan bila mungkin menggunakannya untuk keterbukaan organisasi dan anggota organisasi yang dipimpinnya. Tentu manfaatnya pun dapat dirasakan oleh dirinya sendiri
Dengan pengembalian yang cukup senang, pimpinan dapat cepat mengenal, mengidentifikasi dan mengukur besarnya konflik serta akibatnya dengan sikap positif dan kemampuan kepemimpianannya, seorang pimpinan akan dapat mengendalikan konflik yang akan selalu ada, dan bila mungkin menggunakannya untuk keterbukaan organisasi dan anggota organisasi yang dipimpinnya. Tentu manfaatnya pun dapat dirasakan oleh dirinya sendiri
analisis
:
apabila dipandang dari segi manajemen terjadinya konflik terkadang dapat memicu
usaha keras seseorang dalam meningkatkan kinerjanya, oleh karena itu tidak
sepantasnya konflik selalu dipandang buruk. berbeda halnya apabila dari sudut
etika bisnis, mungkin untuk beberapa persoalan konlik tidak dapat dibenarkan
namun tidak dapat dipungkiri dia akan ada. oleh karena itu selama konflik
mendekan selesaikanlah konflik yang terjadi agar dapat memaksimalkan pengalaman
yang ada.
Referensi:
http://mynameiseka-feb14.web.unair.ac.id/artikel_detail-109147-Kuliah-Resume%20Etika%20Bisnis.html
http://dunia.web.id/seo.headline-berita.php/page,akun.headline.tampil.detil/id,452/idc,3/MEMENAJEMENI-KONFLIK-DALAM-SUATU-ORGANISASI.html
http://dunia.web.id/seo.headline-berita.php/page,akun.headline.tampil.detil/id,452/idc,3/MEMENAJEMENI-KONFLIK-DALAM-SUATU-ORGANISASI.html
http://pujilestarii.blogspot.co.id/2015/12/pengaruh-konflik-sosial-pada-etika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar